Selasa, 30 November 2010

curcol dikit bentar

hmm,, maap yak udah lama ga posting nih -kayak ada yg baca blog ini ajah, hehe-
hari ini adalah penghujung november 2010, insya Allah. dan kalo tulisan ini dipublish, bearti total postingan di bulan november ini cuma 2, hehe..

beberapa hari lalu seakan aku kembali pada kenangan masa lalu. begitu nyata terasa. ngobrol seru dengan seseorang yang pernah kukenal baik namun kami belum pernah bertemu. aku senang. tapi sekaligus sedih. bayangan masa lalu itu kembali menghantui pikiranku. meragukan lagi keputusanku beberapa bulan terakhir ini.

hmm,, secara teori, pilihlah yg terbaik. pilihlah yg bisa membimbingmu dalam kebaikan. pilihlah yg 'jelas'. pilihlah yg berkarakter kuat. pilihlah surga itu. dan itu telah ada di depan mata. insya Allah.
lantas apa yg meragukan langkahku ini?

aku tersentak pada nasehat seseorang:

* Bukan hati yg seharusnya sekeras batu, tp pendirianmu yg seharusnya sekuat pendirian ibu yg anak-anaknya dibunuh oleh fir'aun demi mempertahankan keislamannya, juga seperti Asiyah. Tapi jika kamu terus melanjutkan masalah ini, mungkin hatimu yg akan menjadi batu. Na'udzubillah..

* Hati yg seperti batu, adalah hati yg tidak lagi mengenal nasehat, tidak lagi mengenal jeleknya syubhat, tidak lagi mengenal buruknya maksiat.

* Orang tuamu yg lebih wajib untuk kamu kenalkan manhaj ini, bukan dia!
Orang tuamu lebih berhak atas pengorbanan kamu, bukan dia!
Orang tuamu lebih butuh kamu, bukan dia!
Orang tuamu lebih menjamin bagi surgamu, bukan dia!
Orang tua kamu lebih butuh waktu kamu utk memikirkan masa tuanya, bukan utk dia!
Semoga Allah menyadarkan kamu..

-dengan sedikit editan-

benar. nasehat itu benar. dan sangat menusuk. tanpa sadar air mataku menetes. lalu tumpah dengan deras.

terima kasih untuk seseorang yg telah memberiku nasehat itu. semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. amiin

aku ingin kembali menatap dan menapaki jalan di depanku. aku tak ingin berbalik ke belakang lagi. masa lalu adalah masa lalu. cukup dijadikan pelajaran yg berharga. itulah ujianku dari Allah. semoga aku bisa menghadapinya n mengambil keputusan yg terbaik..

yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik

2 komentar:

Anonim mengatakan...

mbak,,,, aku suka banget yang kutipan yang ini:

"Orang tuamu yg lebih wajib untuk kamu kenalkan manhaj ini, bukan dia!
Orang tuamu lebih berhak atas pengorbanan kamu, bukan dia!
Orang tuamu lebih butuh kamu, bukan dia!
Orang tuamu lebih menjamin bagi surgamu, bukan dia!
Orang tua kamu lebih butuh waktu kamu utk memikirkan masa tuanya, bukan utk dia!
Semoga Allah menyadarkan kamu.."

n0k_Pity mengatakan...

Iya, aku jg suka. Kata2 itulah yg telah memecutku, membangunkanku dr mimpi yg selama ini ku bikin susah sendiri. Kadang kita bersikeras utk 'menyelamatkan' orang lain, padahal di belakang kita masih ada orang tua yg jauuuu lebih butuh utk kita 'selamatkan'. Orang tua, yg kasih sayangnya thd kita tak terbatas, yg durhaka padanya adalah dosa level kedua setelah kesyirikan. Na'udzubillah.. Semoga kita bisa menjadi anak2 yg berbakti kpd orang tua kita. Amiin. .